Tradisi Surak Ibra




Kesenian di Kabupaten Garut sangat banyak, Salah satunya yang akan dibahas oleh Irvan Faza adalah kesenian Surak Ibra. Meskipun di Blog sebelumnya Irvan Faza sudah membahas mengenai Kesenian Garut. Namun Irvan Faza akan membahas Surak Ibra dengan lebih rinci lagi.
.Surak Ibra adalah nama kesenian tradisional unik khas dari desa Wanaraja Garut yang nyaris punah. Hingga saat ini permainan tradisional yang harus dimainkan minimal oleh 40 orang dan maksimal 100 orang ini perlu perhatian dan diremajakan kembali. Karena seperti nasib kesenian tradisional kebanyakan di indonesia, Surak Ibra ini mulai meredup dan hanya di lakoni oleh pemain tua. Seperti halnya tari Reog Ponorogo, Pada kesenian Surak Ibra menurut riwayat yang berhasil dihimpun tipswisatamurah.com dari berbagai sumber ini juga bercerita tentang sindiran pada penguasa dzolim suka berbuat sewenang wenang . Adalah Raden Djajadiwangsa Putra Dari Raden Wangsa Muhammad (Dikenal Dengan Nama Lain Raden Papak), inilah koreografer atau pencipta tari Surak Ibra, yang konon gerak tari ini mulai digarap sejak tahun 1910 di Kampung Sindang Sari, Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Terhitung sejak berdiri hingga sekarang ada 4 generasi yang sudah turut berjuang melestarikan aset budaya tradisional ini
Simbol atau gerakan Demonstrasi lewat kesenian tari Surak Ibra pada pemerintahan VOC Belanda yang berlaku seweneng wenang pada warga khususnya di daerah Desa Cinunuk dan umumnya daerah Kabupaten Garut ini ujudnya seperti tari kolosal yang bisa memukau penonton.
Adapun peralatan standar yang biasa dipergunakan adalah seperti berikut
  •        2 (Dua) obor dari bambu
  •        Seperangkat gendang Pencak / lebih.
  •         Seperangkat Dogdog / lebih.
  •           Seperangkat Angklung / lebih.
  •         Seperangkat Keprak / lebih.
  •           Seperangkat Kentongan Bambu / lebih.
Hal-hal lain yang diperlukan waktunya.
Adapun ujud permainan tari Surak Ibra ini apa bila digarap dengan seksama bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Irvan Faza tertarik dengan kesenian Surak Ibra ini karena menunjukan sebuah kebiasaan masyarakat Garut yaitu Gotong Royong. Dan dinyatakan sudah hampir punah. Saya, Irvan Faza Selaku ASGAR menyayangkan hal ini. ayo kita perluas pengethuan dan kembangkan lagi kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Garut




IRVAN FAZA GARUT
YOUTUBE:
Irvan Faza Garut

INSTAGRAM:

TWITTER:

FACEBOOK:

Komentar